Sabtu

Kisah Mengharukan Umar Blusukan Dan Pemasak Batu

Umar bin Khattab adalah salah satu sahabat nabi yang paling dekat dengan Rasullulah SAW, ketika nabi wafat beliaulah yang menggantikan Rasul untuk  memimpin umat muslim.

Tapi tahukah kamu?
kalau Umar bin Khattab ini senang blusukan sama seperti presiden kita Jokowi?

Walaupun ada perbedaan yang cukup besar dalam caranya.

Ada satu kisah terkenal tentang Umar bin Khattab yang blusukan ke rakyatnya ketika dia memimpin. yaitu kisah tentang :

Seorang Ibu Yang Berpura - pura memasak BATU untuk anaknya yang kelaparan.




Suatu waktu tibalah masa panceklik yang sangat lama di tanah Arab, pada masa kepemimpinan Umar. Banyak sekali tumbuhan yang mati dan juga hewan ternak yang mati , hujan pun tak turun untuk waktu yang lama karena masa panceklik ini.

Umar memerintahkan anak buahnya untuk menyembelih onta - onta setiap harinya untuk membagikannya ke masyarakat arab yang kelaparan.

Umar sendiri melarang dirinya untuk memakan daging minyak samin dan susu sampai semua masyarakat arab bisa tidur dengan perut terisi (kenyang).

Beliau hanya memakan sepotong roti,
Dan minyak, sampai membuat perutnya terasa sangat panas karena lapar.

Pada malam harinya beliau pergi keluar dan berjalan keliling kota dengan menyamar untuk melihat apakah masih ada rakyatnya yang kekurangan dan kelaparan. Beliau ditemani oleh ajudan atau sahabatnya yang bernama Aslam.

Sampai dia menemukan gubuk/tenda yang lusuh dan terdengar suara rengekan dari gadis kecil dari dalam gubuk tersebut.

Karena ingin tahu beliau dan aslam pergi untuk melihat,  dan ternyata seorang gadis kecil menangis dan ibunya yang sedang memasak dengan panci yang mengeluarkan asap.

Umar langsung mengucapkan salam dan hanya dibalas acuh oleh ibu tersebut sambil mengaduk aduk pancinya.

Umar bertanya " siapakah yang sedang menangis didalam dana?"

"anaku.."

"apakah ia sakit?"

"tidak, ia kelaparan"

Umar dan aslam hanya terdiam didepan gubuk tersebut selama sejam, beliau mulai heran karena untuk waktu yang lama masakannya tidak matang juga sedangkan gadis kecil tersebut terus merengek.

Beliaupun bertanya " apa yang sedang kau masak?, kenapa lama sekali dan belum matang juga?"

"kau lihat saja sendiri!"

Umarpun masuk untuk melihat apa yang sedang dimasak ibu tua tersebut. Betala kagetnya umar melihat isi pancinya.

"apakah kau sedang memasak batu?,

Ibu tua tersebut hanya menganggukan kepala

" untuk apa?"


" aku ini hanyalah seorang janda tua, untuk menghibur anaku aku memasak batu batu ini dengan harapan dia tertidur karena lelah menunggu, inilah kejahatan umar dia tidak mau melihat kebawah dan mencari tahu apakah kebutuhan rakyatnya sudah terpenuhi atau belum?, dia bisa memakan makanan enak sedangkan kami kelaparan. Aku dan anaku belum memakan apapun sedari pagi. Maka dari itu aku menyuruh anaku berpuasa dengan harapan ketika berbuka ada rezeki, namun ternyata tidak. Aku mengumpulkan kerikil dan memasaknya agar anaku terhibur dan segera tertidur karena lelah menunggu. Namun mungkin karena kelaparan ia selalu terbangun."


Setelah menjelaskan panjang lebar dan berhenti sejenak ibu itu melanjutkan.

"sungguh umar tidak pantas menjadi seorang pemimpin, dia bahkan tida bisa menjamin kebutuhan rakyatnya"

Menengar hal tersebut umar langsung pergi tanpa beristirahat langsung ke madinah dan mengambil sekarung gandum penuh. Dia memikulnya dan kembali ke tempat ibu tua tersebut dengan berjalan kaki.



Dirinya yang sudah sangat kelaparan lelah dan letih membuat aslam tak tega dan menawarkan

" wahai  amirul mukminin, biarkan aku yang membawa gandum tersebut"

"Aslam apakah kau ingin aku masuk neraka?, aku yang dihisab nanti pada hari pembalasan bukan kau!"

Mendengar jawaban Umar, Aslam hanya bisa mematung dan menemani umar ketempat tersebut.



Nah itulah perbedaan Umar dengan Bapak Negara kita Jokowi, ketika Bapak Jokowi menjadi Gubernur di Jakarta dia sering blusukan langsung menuju rakyat yang membutuhkan. Tapi sekarang anehnya ketika ada bencana seperti gempa di sukabumi atau Taunami di banten,

beliau malah pergi ke lokasi tempat terjadinya bencana seperti pantai dan reruntuhan bukannya pergi ke tempat pengungsian tempat para korban membutuhkan harapan dan pertolongan.


Semoga april nanti kita bisa mendapatkan pemimpin sehebat Umar Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentarlah dengan kata kata yang baik dan bijaksana