Orang ini sering disebut sebagai ‘orang yang berbahaya’. Karena saat ketika nyaris semua informasi dan manusia terkoneksi, jika dia mau, bisa saja setiap saat keluar masuk melongok membaca email atau sekedar mengintip rekening orang lain. Siapa dia sebenarnya?
“Kalau mau saya bisa mengontrol internet di seluruh Indonesia,“ kata dia dalam percakapan dengan situs Deutsche Welle Jerman.
Bahkan dia bisa saja mencuri data-data penting seperti lalu lintas transaksi bank, laporan keuangan perusahaan atau bahkan mengamati sistem pertahanan negara.
Dialah Jim Geovedi, Jim adalah seorang hacker asli Indonesia dengan reputasi global. Ia selalu hilir mudik Berlin, Amsterdam, Paris, Torino, hingga Krakow untuk menjadi pembicara dalam pertemuan para hacker internasional.
Saat ini Jim Geovedi tinggal di London dan mendirikan perusahaan jasa sistem keamanan teknologi informasi bersama rekannya. Dia menangani para klien yang membutuhkan jasa pengamanan sistem satelit, perbankan dan telekomunikasi. Dua tahun terakhir, dia mengaku tertarik mengembangkan artificial intelligence komputer.
Dengan kemampuannya dalam bidang hacking, dalam sebuah pertemuan hacker dunia, Jim memperagakan cara meretas satelit. Ia bisa mengubah arah atau menggeser posisi satelit. Kemampuannya diakui secara internasional. Selain bekerja sebagai konsultan sistem keamanan informasi, dia juga tercatat sebagai pemilik saham dua buah perusahaan yang bergerak di bidang Teknologi Informasi.
“Waktu kerja gue cuma dua jam sehari. Nyante banget, tetapi pendapatannya memuaskan. Sisa waktunya gue sebut leisure time. Bebas merdeka. Mau jalan-jalan atau riset terserah gue,” tuturnya.Belajar hacking secara otodidak tanpa kuliah
Jim Geovedi membuktikan sekolah bukan satu-satunya jalan menuju sukses. Meski tidak pernah menginjak bangku kuliah, pemuda ini bisa mendapat penghasilan puluhan juta rupiah setiap bulannya. Dia kini bekerja sebagai konsultan information security di Bellua Asia Pacific.
Lalu, dari mana Jim mendapat kemampuan di bidang hacking dan teknologi informasi tersebut? Yang jelas bukan dari bangku kuliah. Jim belajar secara otodidak.
Saat menghadapi ujian akhir SMU, orang tuanya meninggal dunia. Sebenarnya ia diterima di sebuah perguruan tinggi negeri dan sempat memaksakan diri kuliah, tapi tak lama kemudian putus di tengah jalan karena tidak tersedia cukup biaya.
Akhirnya Jim pun hanya nongkrong di rumah selama dua hingga tiga bulan sampai dihinggapi rasa frustrasi. Sampai pada suatu ketika seorang temannya menawari pekerjaan membantu mengetik dokumen-dokumen di komputer.
Tempat ia bekerja tersebut berdekatan dengan kantor konsultan perencana. Kebetulan, kantor itu kekurangan tenaga. Singkat cerita ia pun membantu bekerja di kantor tersebut. Dari situlah langkah awalnya belajar mengobrak-abrik komputer dan internet.
Dari iseng mengotak-atik program, ia merasa tertantang untuk lebih serius belajar memahami komputer. Jim mulai mendalami dunia sekuritas informasi sejak 1997.
“Kebetulan gue masuk komunitas chatting yang tepat, sehingga bisa seperti sekarang. Tadinya gue kira chatting itu cuma buat cari gebetan. Tetapi, ternyata dari dunia itu gue justru termotivasi mendalami dunia hacking,” ujarnya.
Motivasi itu mendorong Jim melakukan riset sendiri selama dua tahun. Usaha kerasnya membuahkan hasil. Namanya kian berkibar di komunitas sekuritas underground.
Jim kini bekerja sebagai security system engineer Bellua Asia Pasific, sebuah perusahaan konsultan teknologi informasi. Dia juga sibuk sebagai pembicara di berbagai even seminar teknologi informasi. Niatnya sederhana: berbagi pengetahuan.
Jim juga membuktikan, jika digunakan dengan benar pengetahuan dan kemampuan hacking ternyata sangat bermanfaat dan menjanjikan.
jadi bagaimana apa kamu juga ingin belajar jadi hacker ? http://taugakini.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarlah dengan kata kata yang baik dan bijaksana